MEDIA FAJAR TIMUR. COM, MAYBRAT - Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Maybrat, merasa kecewa dan menganggap Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua Barat kurang menghargai guru sebagai profesi yang telah menghasilkan para pemimpin bangsa Indonesia.
Kekecewaan PGRI Maybrat ini karena tidak bisa melaksanakan upacara bendera dalam mensyukuri HUT PGRI ke- 76 yang dirayakan secara nasional dan secara lokal di lapangan Ela Ayamaru kabupaten tersebut pada 25 November 2021.Tidak bisa dirayakan dikarenakan waktu yang bersamaan DKLH provinsi Papua Barat melaksanaka kegiatan penanaman 8000 pohon di kawasan danau Ayamaru, dan pelaksanaannya di pusatkan juga di lokasi yang sama dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang semestinya dirayakan pada 28 November 2021.
Baca Juga : MEDIA FAJAR TIMUR.COM Menjemput PIN google adsense di kantor pos sorong selatan
Kepada media ini di Ayamaru Kamis (25/11/2021) ketua PGRI Maybrat Zet Duwit, S. Pd didampingi wakil ketua Apolos Taa, S. Pd dan Sekretaris Agustinus Wafom, S. Pd, serta jajaran pengurus dan anggota PGRI Maybrat meyampaikan kekesalan dan kekecewaan. Pasalnya dari semua tahapan persiapan sampai pada waktu pelaksanaan upacara sudah disiapkan mencapai sembilan puluh sembilan persen.Bahkan, koordinasi dengan pemerintah daerah sudah dilakukan serta dukungan moril dan materi juga sudah dilakukan oleh pemerintah daerah, namun sayangnya memasuki puncak perayaan HUT PGRI yang dilaksanakan Kamis (25/11/2021) pagi itu secara mendadak di batalkan.
"Kami pengurus PGRI dan anggota PGRI kabupaten Maybarat rasa kecewa karena dilaksanakan dua kegiatan di kabupaten Maybrat dalam satu lokasi yang sama sehingga mengeser kami dan tidak bisa melaksanakan upacara bendera dan syukuran 76 tahun PGRI bersama para stagholder yang ada di kabupaten Maybrat," ujar Zet Duwit yang turut diiyakan oleh pengurus dan anggota PGRI Maybrat.
Baca Juga : Di Tengah Wabah Corona, Home Industri Tahu Di Moswaren Butuh Dukungan Dinas Perindagkop Sorong Selatan
Senada diutarakan, Agustinus Wafom, S. Pd menyampaikan kekesalan dan kekecewaan sebab HUT PGRI yang semestinya dirakayakan secara meriah di kabupaten Maybrat dan merupakan hari istimewa bagi guru , namun tidak bisa dirasyakan secara baik karena terbentur dengan kegiatan DKLH provinsi Papua Barat."Secara jujur kami guru yang ada di kabupaten Maybrat merasa dilecehkan oleh pemerintah Provinsi Papua Barat dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup atas hari istimewa kami yang seharusnya kami rayakan secara bersama dengan masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten Maybrat,"tuturnya.
Hal yang sama diutarakan Apolos Taa, S. Pd menuturkan profesi guru yang sudah mencetak banyak generasi penerus bangsa merasa tidak dihargai melalui momentum HUT PGRI ke-76 tahun yang dirakayan di kabupaten Maybrat."Hari ini kami menunjukan kencintaan kami terhadap profesi kami melalui HUT PGRI tapi pada akhirnya kami tidak bisa melaksanakan upacara dan ini membuat kami kecewa," ucapnya dengan nada sedih.
PGRI Kabupaten Maybrat mengalami situasi seperti itu, kendati tidak akan mengurangi semangat pengabdian guru kendor untuk terus mengukir prestasi belajar anak didik di setiap satuan pendidikan yang ada di kabupaten itu.
"Kami tidak dihargai tetapi kami tetap berkomitmen pada profesi kami untuk terus mengabdi dan mengukir presetasi melalu anak didik kami yang kelak akan menjadi penerus untuk menimpin bangsa Indonesia pada umumnya dan lebih khususnya di kabupaten Maybrat," tegas Agustinus Wafom.
Pada kesenpatan HUT PGRI ini, Selaku Ketua PGRI Maybrat, Zet Duwit menyampaikan terima kasih kepada seluruh guru yang telah mengabdi dan memajukan prestasi pendidikan di kabupaten Maybrat. Sebab dari hasil penilaian saat ini, Kabupaten Maybrat masuk dalam sistem penyelenggaraan pendidikan terbaik urutan kedua di provinsi papua Barat sebagaimana hasil penilaian Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua Barat.(Red/BK)
0 Komentar
Silahlan tulis komentar anda