Ticker posts

Loading...

Header Widget

Sawah Responsive Advertisement

Ibadah KKR Bersama Anak Misionaris Maybrat, BPEC Sorsel Tutup Serangkaian Kegiatan

Pdt. Daud Brown (Foto Istimewa MFT)

Media Fajar Timur. Com, Sorong Selatan – Serangkaian Kegiatan Black Pearl English Course (BPEC) Sorong Selatan dalam rangka menyongsong hari raya Paskah Umat Kristen selama kurang lebih 3 hari secara resmi ditutup. Ditutupnya sejumlah kegiatan BPEC Sorsel ditandai dalam ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), Kamis (14/04/22).KKR tersebut berlangsung mulai pukul 10:00 WIT di gedung gereja GKI Markus Kohoin Klasis Teminabuan kabupaten Sorong Selatan.

Diundang sebagai pembicara (Pengkhotbah) pada ibadah KKR, hadir seorang pendeta berkebangsaan Amerika Daud Brown. Daud Brown adalah anak dari seorang Misionaris Bill dan Jane. Bill dan Jane adalah Misionaris yang pernah menjelajahi bumi Maybrat sejak tahun 1983, atas hasil kerja merekalah terjemahan Alkitab dalam bahasa suku Maybrat boleh diterbitkan.

Hadir pada ibadah KKR, beberapa anak-anak Tuhan peserta didik BPEC kabupaten sorong selatan, BPEC kabupaten Sorong dan beberapa perwakilan umat Tuhan dari berbagai denominasi gereja yang ada di kabupaten sorong selatan khususnya wilayah teminabuan. 

Pembacaan Alkitab yang dibawakan Pdt. Daud Brown terambil dalam kitab kudus perjanjian baru Roma 7 ayat 13-26, Lukas 18 ayat 18 dan lukas 8 ayatnya yang ke 30. 

Dalam Khotbahnya, Pdt. Daud Brown mencoba untuk menjelaskannya dalam bentuk peragaan singkat dengan menggunakan alat peraga tali, Jas dan potongan kertas berbentuk love berwarna hitam dan putih. Tali yang disiapkan diikat pada salah satu anak dan potongan kertas berbentuk love berwarna hitam di taruh diatas dada anak itu lalu kemudian dipakaikannya sebuah jas untuk menutupi love berwarna hitam itu, setelah itu kertas potongan love berwarna putih ditaruh diluar jas tersebut.

Pdt. Daud Brown saat membawakan firman  menggunakan alat peraga (Foto Istimewa MFT)

Pdt. Daud Brown lalu kemudian menjelaskan bahwa tali melambangkan ikatan dosa kita yang terus mengikat kita untuk tidak bisa lagi terlepas dari cengkeraman dosa-dosa kita. Sedangkan love berwarna hitam sebagai tanda bahwa hati yang busuk dan kotor selalu kita tutupi rapat dan tidak kelihatan didalam hidup kita. Jas yang ada melambangkan kemunafikan kita yang selalu menutupi kejahatan dosa kita dan selalu saja beranggapan bahwa pribadi kita yang benar dari orang lain namun sesungguhnya dosa itu sedang membelenggu kita umat manusia.

Khotbah yang dibawakan penuh hikmah itu membuat umat Tuhan dan anak-anak yang hadir serius mengikuti jalannya ibadah hingga selesai.

Setelah ibadah, dilanjutkan dengan penyerahan hadiah bagi pemenang dari beberapa mata lomba yang diselenggarakan BPEC sorong selatan. Beberapa mata lomba yang dilakukan antara lain, Fast Colouring, Speeling Bible Character, Easter Poem dan Solo Pria/Wanita. Selain kegiatan lomba, BPEC Sorsel juga menggelar pertandingan Futsal sebagai bentuk persahabatan antar umat di sorong selatan.

Peserta Didik BPEC saat menerima hadiah
 (Foto Istimewa MFT)

Pada kesempatan itu Ketua BPEC Sorong selatan Spenyer Naa, S.Pd. menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan mereka terlebih khusus kepada PHMJ GKI Markus Kohoin yang mana telah memberikan gedung gereja untuk pelaksanaan beberapa mata lomba dan ibadah KKR.

Ucapan terimakasih yang sama juga disampaikan kepada donator dari Australia yang mana telah membantu dan juga rekan-rekan BPEC Klasis Malamoi kabupaten sorong.

Sebagai guru sekaligus ketua BPEC Sorong Selatan, Spenyer Naa dan personil Black Pears English Course mengatakan sangat siap untuk mendidik putra putri asal kabupaten sorong selatan untuk bisa memahami bahasa inggris sejak dini.

Spenyer Naa, S.Pd (Foto Istimewa MFT)

Spenyer menambahkan, kesulitan mereka hanya ada pada tempat kursus oleh sebab itu dirinya sangat mengharapkan dukungan baik dari pihak gereja maupun pemerintah daerah kabupaten sorong selatan karena aktivitas BPEC di sorong selatan terus dipantau Australia dengan penambahan kelas belajar baru.

Diketahui, Black Pearl English Course (BPEC) merupakan wadah yang bernaung dibawah Yayasan Mutiara Hitam. Yayasan Mutiara Hitam berpusat di Australia yang dibentuk oleh beberapa anggota jemaat gereja di Australia barat yang berinisiatif untuk membentuk wadah ini.

BPEC merupakan program yang hadir ditanah Papua bekerja sama dengan sinode GKI ditanah papua. Yayasan ini juga bergerak dibidang Kesehatan dan bidang Pendidikan, bidang Kesehatan dengan program kesehatan anak remaja putri dan program air bersih, sedangkan untuk program pendidikan yaitu program kursus bahasa inggris Black Pearl English Course. Selain itu ada juga program ACEP, Program ACEP ini merupakan program pertukaran pemuda antar gereja yang kemudian bisa diberangkatkan ke luar negeri.

dipinggir kali sembra dalam sesi wawancara Kamis (14/4/22), selaku senior program Black Pears English Course Rita Kemesfle dan Efmundus Kolis kepada wartawan Media Fajar Timur mereka menjelaskan detail soal keberadaan yayasan mutiara hitam di tanah Papua.

Rita Kemesfle menjelaskan bahwa, Program kursus bahasa inggris BPEC ini awalnya dibuka di provinsi papua sejak tahun 2016/2017 yang awalnya dibuka di Klasis Sarmi Barat. Setelah itu program BPEC menyebar lagi ke Klasis Nabire Utara dan Sentani Barat. setelah itu, klasis Malamoi kabupaten sorong merupakan tempat pertama Black Pearl English Course (BPEC) hadir untuk wilayah papua barat yang kemudian dibuka lagi ke klasis raja ampat, dan selanjutnya dibuka di klasis teminabuan kabupeten sorong selatan.

Senior BPEC Rita Kemesfle & Efmundus Kolis saat memberikan keterangan kepada media ini dipinggir kali sembra Teminabuan, Kamis (14/4/22)
 (Foto Istimewa MFT)

Rita menambahkan, Selain beberapa klasis diatas progam ini juga telah dibuka di Klasis Wamena, Manokwari, Wondama.

Mengingat wadah kursus bahasa inggris yang begitu mahal maka melalui kerja sama dengan gereja, Yayasan Mutiara hitam merasa terpanggil untuk bisa melayani khususnya bagi generasi muda yang ada ditanah papua.

Kepada media ini, ketua DPD Purna Ceraka Muda yang juga selaku senior program Black Pears English Course Efmundus Kolis (Putra asal suku Moi) dalam sesi wawancara juga mengungkapkan bahwa Progres selama menjalankan kegiatan ini juga telah menghasilkan beberapa anak muda Papua yang mengikuti program ACEP (pertukaran pemuda antar gereja) yang diberangkatkan ke luar Negeri. (RED.JD)

Posting Komentar

0 Komentar