Ticker posts

Loading...

Header Widget

Sawah Responsive Advertisement

Kabinda Papua Sebagai Perantara dengan KPK Temui Lukas Enembe di Jayapura

Foto : Tim kuasa hukum Lukas Enembe



Tanah Papua,MEDIA FAJAR TIMUR.com - Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Mayjen TNI Gustav Agus Irianto menemui Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura. Gustav menjadi perantara KPK untuk berkomunikasi dengan Gubernur Papua Lukas Enembe.

"Kami ke sana menemani Bapak Gustav Agus Irianto, kepala BIN di Papua. Beliau telah menghubungi kami kemarin untuk bersama menemui Bapak Lukas," kata ketua tim hukum Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona kepada wartawan di Jayapura, Papua, Kamis (6/10/2022).

Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Lukas Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, Rabu siang (6/10). Pertemuan ini menjembatani komunikasi Ketua KPK Firli Bahuri dengan Lukas Enembe terkait perkara dugaan suap dan gratifikasi APBD Provinsi Papua.

"Misi yang dibawa menyampaikan pesan atau keinginan dari KPK. Karena Bapak Gustav sudah melakukan komunikasi dengan Bapak Firli. Ada pesan dari KPK supaya Bapak Lukas bisa ke Jakarta untuk mengikuti pemeriksaan," terangnya.


Petrus menuturkan, Gustav telah melihat langsung kondisi Lukas Enembe yang tidak memungkinkan untuk diperiksa KPK. Dia juga telah mendengarkan langsung keinginan Lukas Enembe terkait perkara yang menjeratnya.

"Bapak Lukas mengatakan beliau tidak mau ke Jakarta dengan alasan kesehatan. Beliau ngotot kalau yang dituduhkan Rp 1 miliar itu tidak benar," tutur Petrus.

Dalam kesempatan itu, kata dia, Lukas Enembe juga menyampaikan bantahannya soal dirinya menggunakan anggaran yang begitu besar. Lukas menyinggung Pemprov Papua berhasil meraih penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) 8 kali berturut-turut.

"Kemudian ada pernyataan beliau menggunakan anggaran yang begitu besar. Beliau dengan tegas membantah, bagaimana caranya saya menggunakan uang begitu banyak karena saya dapat WTP 8 kali," katanya.


Petrus menambahkan, Lukas Enembe berkomitmen bersedia diperiksa hanya di Papua. Namun pemeriksaan itu baru bisa dilakukan apabila tim dokter menyatakan kondisinya sudah sehat.

"Bapak Lukas bukan menghindari pemeriksaan atau sakitnya pura-pura. Dokter pribadinya mengatakan kalau terlalu lama duduk, berbicara, apalagi dengan emosi, kalau strok kelima pasti badannya akan makin memburuk. Makanya perawatan akan dilakukan di kediaman beliau. Keluar dari Papua tidak diperkenankan," paparnya.


Lebih lanjut Petrus mengatakan hasil pertemuan Kabinda Gustav dengan Lukas Enembe itu akan disampaikan ke KPK. Hingga saat ini, kata dia, belum ada keputusan resmi dalam pertemuan tersebut.

"Kami sendiri belum melihat sikap KPK. Melalui Bapak Kabinda, (Lukas Enembe) sudah menyampaikan apapun yang terjadi tetap diperiksa di rumah," imbuhnya. (*)



Red/CS

Posting Komentar

0 Komentar