Sorong Selatan, Media Fajar Timur.Com – Memasuki hari kedua selasa (8/11/22) Sidang Pertama Klasis GKI Sawiat menetapkan beberapa keputusan, satu diantaranya yaitu menetapkan dan mengesahkan 4 jemaat di klasis sawiat menjadi jemaat mandiri.
Empat jemaat tersebut antara lain Jemaat Ararat Bolbalek, Jemaat Pergamus Kmislolo, Jemaat Kanaan Wendi dan Jemaat Bethania Sasder.
Diketahui,status awal jemaat Ararat Bolbalek dan Jemaat Pergamus Kmislolo adalah Pos Pelayanan, sedangkan Jemaat Kanaan Wendy dan Jemaat Bethania Sasder status awalnya adalah Wijk Binaan. Kedua Pos Pelayanan dan dua Wijk Binaan kemudian ditetapkan menjadi jemaat mandiri melalui surat keputusan Badan Pekerja Klasis GKI Sawiat tanggal 8 november 2022.
Surat Keputusan Pengesahan 2 Pos pelayanan dan 2 wijk binaan menjadi jemaat mandiri dibacakan oleh sekretaris klasis GKI sawiat Pdt. Ronald Rumbiak, S.Si yang kemudian disahkan oleh ketua klasis sawiat Pdt. Oktavina Bosawer,S.Si ditandai dengan menoki palu sidang sebanyak 2 kali.
“Berdasarkan hasil Fisitasi dan evaluasi badan pekerja klasis GKI Sawiat dalam persidangan yang pertama akan ditetapkan pos pelayanan Ararat bolbalek menjadi jemaat Ararat bolbalek, Pos Pelayanan Pergamus Kmislolo menjadi jemaat Pergamus, Wijk Kanaan Wendy menjadi menjadi Jemaat Kanaan Wendy, Wijk Bethania Sasder menjadi jemaat bethania Sasder”, Ucap Ketua Klasis GKI Sawiat Pdt. Oktavina Bosawer saaat mengesahkan 2 pos pelayanan dan 2 wijk menjadi jemaat mandiri pada sidang hari kedua klasis sawiat, selasa (8/11/22).
Sambut keputusan tersebut, teriakan peserta sidangpun pecah ketika mendengar 4 jemaat mereka ditetapkan menjadi jemaat mandiri.Dengan demikian maka total jemaat mandiri se-klasis GKI sawiat yang awalnya 11 jemaat naik menjadi 15 jemaat mandiri.
BP am wilayah VII Sinode GKI Ditanah Papua Nimbrot Sesa yang hadir selaku pengarah sidang mengucapkan selamat atas ditetapkaannya 2 pos pelayanan dan 2 wijk menjadi jemaat mandiri di Klasis GKI Sawiat. (Red.JD)
1 Komentar
The work contained on this manuscript directly addresses the problems outlined above. It investigates each the scale and importance of hyperlinks between loot field spending and drawback gambling in adolescents. Additionally, it clarifies whether or not specific features of loot bins strengthen this link and descriptions qualitative research asking adolescents why adolescents engage in loot field spending. Making ‘microtransactions’ of small quantities of real-world money for virtual gadgets or other advantages has been frequent in video games for a few of} years}. Even over a decade ago in 2005, players of the cellular sport Puzzle Pirates might 우리카지노 pay real-world money to buy ‘doubloons’, an in-game currency that could possibly be} spent on virtual gadgets and companies . Similarly, in 2006, players of the open-world sport Oblivion have been capable of to} make a microtransaction to buy cosmetic armour for his or her in-game horses .
BalasHapusSilahlan tulis komentar anda