Sorong Selatan, Media Fajar Timur.Com – Tim Uniting Church In Australia Synod Of Wester Australia Black Pearl Network (BPN) untuk pertama kalinya mengunjungi Kabupaten Sorong Selatan, Rabu (07/12/22).
Berkunjung sehari di Sorong Selatan, Tim BPN ingin
memastikan salah satu program mereka yaitu program kursus bahasa inggris Black
Pearl English Course (BPEC) yang sudah berjalan kurang lebih satu tahun di Klasis
GKI Teminabuan.
Program kursus bahasa inggris BPEC adalah salah satu program
yang digagas oleh beberapa gereja-gereja di Australia Barat bekerjasama dengan
Yayasan Mutiara Hitam yang berkantor di Kabupaten Nabire dan Gereja Kristen
Injili (GKI) ditanah Papua.
Tim Uniting Church In Australia Synod Of Wester Australia
Black Pearl Network yang melakukan kunjungan ke Sorong Selatan antara lain Geoffrey
Schupp, Lee-Anne Burnett dan Kerry Povey didampingi Direktur Yayasan Mutiara
Hitam Fred Kees Charles Bundah
Dalam kunjungan tersebut, Tim Black Pearl Network Australia bersama
Direktur Yayasan Mutiara Hitam melakukan dialog bersama pemerintah daerah
kabupaten sorong selatan dan Klasis GKI Teminabuan yang berlangsung di ruang
kerja Sekretaris Daerah.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Sorong Selatan Ir. Dance Nauw, M.Si, IPM mewakili pemerintah daerah, Ketua Komite BPEC Klasis Teminabuan Melkianus Sagrim, Pdt. Jordan Kombado, S.Si selaku anggota Badan Pekerja Klasis mewakili Klasis GKI Teminabuan.
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka menyampaikan keseriusan mereka dalam mencerdaskan generasi Papua di sorong selatan dalam bidang bahasa inggris tetapi juga ingin mendengar langsung keseriusan pemerintah daerah dan Klasis Teminabuan dalam menyambut kehadiran program tersebut.
“kelas Black Pearl English Course ini sudah ada di sorong selatan kurang lebih 1 tahun sehingga dalam perjalanannya memang belum diatur secara baik sehingga kami datang kali ini supaya bisa atur secara baik apa peranan dari pemerintah, klasis atau gereja, dan apa peranan dari kami supaya memperjelas bahwa komitmen kami tetap siap untuk membantu meningkatkan SDM di sorong selatan”, jelas direktur Yayasan Mutiara Hitam Fred Bundah.
Usai melakukan pertemuan, Sekretaris Daerah Ir. Dance Nauw, M.Si, IPM mewakili pemerintah daerah Kabupaten Sorong Selatan mengatakan, pemerintah daerah menyambut baik kehadiran program kursus bahasa inggris BPEC di Sorong Selatan dan siap mengalokasikan anggaran di tahun 2023 guna mendukung program tersebut.
Sekda Dance Nauw menambahkan, sumber daya manusia generasi
muda papua sorong selatan khususnya dibidang bahasa inggris tentunya harus
disiapkan sehingga kedepan mampu menghadapi tantangan, oleh sebab
itu apa yang sudah dilakukan harus mendapat dukungan pemerintah daerah.
“luar biasa sekali, mewakili pemerintah daerah kami menyambut
baik program yang selama ini sudah dikerjakan klasis dan tentunya kita pemerintah
daerah akan memberikan dukungan penuh dengan anggaran ditahun 2023”, ungkap
Sekretaris Daerah di ruang kerjanya.
Sementara itu, Pdt. Jordan Kombado, S.Si selaku anggota Badan Pekerja Klasis GKI Teminabuan yang hadir mewakili Ketua Klasis mengatakan, generasi sebagai bagian dari gereja maka tentunya klasis teminabuan sangat mendukung kehadiran program kursus bahasa inggris Black Pearl English Course.
”Ini sukacita bagi kami klasis teminabuan, sekalipun
generasi kami ini sudah terlambat tetapi generasi dibawah kami masih ada dan kami
harus siapkan kedepan. Oleh sebab itu kami badan pekerja klasis menyambut,
menerima dan mendukung apa yang menjadi program ini dalam mendidik generasi
sebagai bagian dari gereja ini untuk menghadapi tantangan di zaman yang akan
datang”, tuturnya.
Pdt. Jordan Kombado juga menyampaikan permohonan maaf atas
ketidakhadiran ketua dan badan pekerja klasis lainnya. Dikatakannya, pada saat yang
sama Ketua Klasis Teminabuan Pdt. Thimotius Sagisolo, bersama Badan
Pekerja Klasis lainnya sementara mengikuti rapat kerja I Sinode GKI ditanah
papua yang diselenggarakan di Jayapura provinsi Papua.
Selain itu, Lee-Anne Burnnet yang ditemui media ini mewakili Uniting Church In Australia Synod Of Wester Australia Black Pearl Network mengungkapkan, program kursus bahasa inggris berdiri sejak tahun 2008 di Australia Barat yang kemudian dibawah ke papua bekerjasama dengan gereja Kristen Injili ditanah Papua.
Lee-Anne Burnnet melanjutkan, awalnya program tersebut dimulai dengan program air bersih namun atas permintaan masyarakat dibeberapa daerah papua yang dikunjungi sehingga dikembangkan lagi program pelatihan kursus bahasa inggris.
Ia menuturkan, kehadiran kelas kursus bahasa inggris BPEC
dimulai dari Kabupaten Sarmi Provinsi Papua dan terus menyebar ke beberapa klasis
GKI ditanah Papua dan hingga saat ini kelas kursus bahasa inggris sudah hadir
di 14 klasis ditanah papua.
“Jaringan mutiara hitam ini terbentuk sejak tahun 2008 dan
pertama kali datang ke papua lalu menjalin hubungan kerjasama dengan gereja Kristen
injili ditanah papua. Sejak saat itu teman-teman dari australi sangat jatuh
cinta kepada papua dan mereka ingin sekali membantu apa yang mereka lakukan
untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya ditanah papua. Kami memulai
dengan program air bersih dan kami sudah lakukan perjalanan ke beberapa tempat
namun ada beberapa permintaan dari masyarakat sehingga kami mengembankan lagi
program pelatihanan kursus bahasa inggris. Kursus bahasa inggris ini dimulai di
Sarmi namun dia mulai menyebar, bertumbuh, berkembang dan hingga saat ini kami
sudah miliki sekitar 14 klasis (senter) yang tersebar di Papua Barat dan juga
di Papua”, Jelas Lee-Anne Burnnet menggunakan bahasa inggris yang kemudian
diterjemahkan oleh founder yayasan mutiara hitam Fred Kees Charles Bundah
kepada media ini saat diwawancarai.
Lee-Anne Burnnet juga turut menyampaikan rasa senang mereka bisa
mengembangkan program tersebut di papua. Menurutnya dengan mengembebangkan
program kursus bahasa inggris di tanah papua akan membantu meningkatkan
kualitas, pengetahuan dan skil didalam berbahasa inggris. Dirinya berharap dengan
hadirnya program tersebut maka peserta didik diyakini akan menguasai bahasa
inggris dan nantinya akan bersaing untuk mendapatkan beasiswa kuliah ke luar
negeri tetapi juga bisa bersaing mendapatkan lapangan kerja di perusahaan-perusahaan
internasional.
Saat yang sama Founder Yayasan Mutiara Hitam Fred Kees Charles Bundah menyebutkan, 14 klasis yang disebutkan yaitu Klasis Arfais, Klasis Nabire, Klasis Nabire Timur, Klasis Biak Selatan, Klasis Biak Utara, Klasis Balim Yalimo, Klasis Teluk Wondama, Klasis Manokwari, Klasis Malamoi Sorong, Klasis Raja Ampat, salah satu Klasis di Merauke dan wilayah Abepura Jayapura, Klasis Muara Tami dan Klasis Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan.
Ditambahkan Fred Bundah, tenaga pengajar saat ini berjumlah
20 orang dan peserta didik yang diterima dibagi dalam beberapa kategori mulai
dari usia kelas 3 SD hingga Perguruan Tinggi tetapi juga yang sudah bekerja. Dirinya
juga sangat mengharapkan dukungan dari klasis-klasis yang ada tetapi juga
pemerintah daerah dan lebih khusus orang tua karena program tersebut lebih
difukuskan untuk meningkatkan sumber daya manusia orang asli Papua.
Pada kesempatan itu, tim Uniting Church In Australia Synod
Of Wester Australia Black Pearl Network juga mengunjungi peserta didik kursus
bahasa inggris BPEC ditempat kursus mereka.
Selain disambut hangat peserta didik klasis GKI Teminabuan,
kedatangan tim Uniting Church In Australia Synod Of Wester Australia Black
Pearl Network di Kabupaten Sorong Selatan juga disambut Badan Pekerja Klasis
GKI Sawiat yang baru saja dimekarkan menjadi Klasis mandiri terlepas dari
Klasis induk Teminabuan. (Red.JD)
0 Komentar
Silahlan tulis komentar anda